Belakangan ini mudah sekali menemukan headline dan obrolan yang mengatakan bahwa kecanggihan AI akan menggantikan programmer, membuat jurusan IT "tak laku", atau bahwa belajar coding jadi sia-sia karena mesin bisa melakukan semuanya. Di grup kampus, media sosial, dan video singkat sering muncul narasi serupa kalau AI bisa menulis kode dan menyelesaikan tugas, buat apa susah-susah mempelajari dasar-dasarnya?
Banyak yang tidak setuju. Klaim bahwa jurusan IT akan usang total terlalu menyederhanakan realitas, AI memang mengotomasi beberapa tugas, tapi ia bukan pengganti kemampuan manusia untuk berpikir kritis, memahami konteks, dan mengambil keputusan etis.
Alasan utamanya, AI adalah alat bukan pemilik pemahaman. Fundamental seperti logika pemrograman, struktur data, algoritma, desain sistem, dan kemampuan memecahkan masalah adalah bekal yang membuatmu bisa menilai, memodifikasi, dan memperbaiki solusi yang dihasilkan oleh AI. Pasar kerja IT pun tidak monolitik lulusan bisa masuk ke pengembangan perangkat lunak, backend, data science, cybersecurity, cloud, DevOps, sampai peran baru yang muncul karena AI sendiri seperti MLOps atau etika AI. Selain itu, pengalaman proyek nyata di kampus portofolio, magang, kolaborasi tim memberi bukti kemampuan yang jauh lebih bernilai daripada sekadar mengandalkan output alat otomatis. Soft skill seperti komunikasi teknis, dokumentasi, dan kemampuan menjelaskan keputusan teknis akan membedakanmu dari sekadar "pengguna AI". Bahkan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, organisasi masih membutuhkan orang yang mampu merancang, mengamankan, dan mengadaptasi sistem digital.
Bayangkan satu mahasiswa yang memutuskan belajar sampai paham dia menguasai dasar, membuat beberapa proyek kecil, dan menggunakan AI sebagai asisten untuk mempercepat pekerjaan ia membaca, memahami, lalu memodifikasi hasil AI sehingga sesuai kebutuhan. Saat presentasi atau wawancara, dia bisa menjelaskan alasan arsitektur, trade-off, dan langkah implementasinya. Itulah perbedaan antara bergantung penuh pada alat dan menjadi profesional yang menguasai alat tersebut.
Perkembangan teknologi selalu menghadirkan tantangan baru yang membutuhkan inovasi dan adaptasi dari para profesional IT. AI mungkin mampu menghasilkan kode yang sudah umum atau berdasarkan pola tertentu, tapi ketika menghadapi masalah kompleks yang belum pernah ada sebelumnya, manusia dengan pemikiran kreatif dan analitis tetap menjadi kunci utama. Jurusan IT mengajarkan lebih dari sekadar teknik menulis kode, tetapi juga cara berpikir sistematis untuk menghadapi tantangan yang terus berubah dan mencari solusi yang optimal.



